.
Gambar 4.6. Tampilan Program RSLogix 500
Bagian utama dari tampilan program di atas adalah:
- Proyek Tree
Proyek Tree adalah suatu bagian program yang berisi rentetan folder dan instruksi yang digunakan untuk melakukan konfigurasi I/O, penambahan LAD, dan element fungsi dan register lainnya.
- LAD Diagram Zone
Lad Diagram Zone adalah lembaran tempat untuk memulai membuat ladder diagram dan melakukan editing.
- Icon Toolbar
Bagian program yang terdiri dari menu, bentuk dan fungsi-fungsi ladder yang ingin digunakan dan juga perintah Online dan menyimpan program.
Langkah-langkah membuat program:
- Dari folder Rockwell Software buka folder RSLogix 500 English dan klik pada menu RSLogix 500 English.
- Setelah itu akan terbuka tampilan program lalu tekan tombol new dan akan muncul dialog box yang meminta spesifikasi type prosessor dan jenis PLC (micrologix) yang akan digunakan.
- Setelah itu lakukan konfigurasi I/O dengan menu pada bagian Command Tree agar komputer dapat membaca jenis mikrologix dan mengetahui jumlah I/O yang akan digunakan.
- Mulailah membuat program pada micrologix Diagram Zone yang telah tersedia, bila ingin menambahkan Lad, maka pada Lad 2 (default), klik kanan dan klik new untuk menambahkan Lad 3 dan seterusnya. Tambahkan perintah JSR (Jump To Subroutine) pada Lad 2 dengan alamat sesuai lad tambahan agar lad tambahan ini dapat dikenali dan dieksekusi.
- Bila ingin mengeksekusi program, setelah tidak ditemukan error, maka tekan menu “COMMS” untuk melakukan komunikasi antara komputer dengan micrologix dan downloadlah program ke PLC lalu jalankan.
Analisa Program:
Untuk membuat suatu system control, tidak serta merta harus langsung jadi melainkan melalui beberapa proses untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Maka untuk pengendalian Gear Spray dibuatlah suatu program berupa Ladder Diagram (program terlampir) yang mengacu pada Flow Chart di bawah ini:
- 1. Proses Pelumasan Ball Mill dari keadaan awal dijalankan.
Tentunya untuk untuk membuat proteksi terhadap suatu sistem kita selalu menginginkan hal yang sempurna yaitu tanpa adanya gangguan pada sistem pelumasan. Hal tersebut bisa digambarkan dalam flowchart di bawah ini:
Flow Chart: proses pelumasan Ball Mill tanpa masalah
Pada saat awal ball mill berputar setelah mengalami shut down yang ckup lama, maka ball mill membutuhkan pelumasan langsung. System ini dibuat untuk menjaga dan memelihara gearth gear pada ball mill tetap baik. Dalam proses pelumasan ini, gear spray diberikan waktu 120 detik untuk bisa menyemprotkan oli sebanyak delapan kali. Waktu dan counter bisa diseting sebanyak yang dibutuhkan. Apabila sudah terpenuhi maka akan berlanjut ke sequence selanjutnya.
- 2. Proses Pelumasan dari keadaan awal Ball Mill dijalankan apabila terjadi gangguan pada system pelumasan.
Sistem ini tentunya tidak bisa dikontrol/dipantau manual secara terus menerus, dan gangguan bisa saja terjadi setiap saat misalnya gangguan pada selang oli, mikroswicth atau pada counternya. Maka dari itu dibuatlah system alarm untuk mengidikasikan ada masalah yang terjadi pada system. Flow chartnya adalah sebagai berikut:
Flow Chart: Proses pelumasan Ball Mill apabila terjadi masalah.
- 3. Proses Blow Up
Dalam proses pelumasan ternyata sering terjadi masalah, biasanya masalah tersebut ada pada selang saluran oli. Maka diabuatlah suatu system tambahan untuk membersihkan saluran tersebut. Setelah proses penyemprotan oli selesai berjalan sesuai dengan program yang telah dibuat, maka tahap selanjutnya adalah proses pembersihan saluran oli tersebut yang dinamakan proses Blow Up. Berikut flow chart dari system tersebut.
|
Flow Chart: Proses Blow Up.
Ket. 1. Tindakan Pertama
2. Tindakan kedua if 1. gagal
Proses blow up diberikan waktu 120 detik untuk membersihkan saluran oli dengan angin bertekanan tinggi. Dari flow chart diatas, dapat dilihat apabila proses blow up tidak berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan maka akan mengaktifkan alarm yang mengindikasikan ada masalah pada system blow up. Operator akan segera mereset MicroLogix dan mengulangi system dari awal. Apabila masih terjadi masalah yang sama maka operator akan memeriksa gear spray dan setelah diperbaiki kemudian direset kembali.
Apabila flow chart diatas digabungkan, maka akan menjadi:
Flow Chart: Gear Spray
Dari Flow chart di atas dibuatlah program berupa ladder diagram yang terdiri dari 3 buah LAD. Secara garis besar tiap LAD tersebut terdiri dari hal-hal berikut ini:
- Lad 2 – Main Program: Lad ini berfungsi sebaagi pemberi skala untuk data inputan dari plant. Lad ini juga berisi instruksi subroutine yang merupakan perintah untuk mengeksekusi lad-lad selanjutnya.
- Lad 3 – Control: Lad ini berfungsi sebagai pengontrol dari system. Lad ini berisi timer, counter, dan LCD agar dapat menampilkan pesan pada display mikrologix.
Proses Koneksi dari PC ke Micrologix 1100
Untuk komunikasi MicroLogix dengan komputer (BOOTP), maka diperlukan koneksi antara MicroLogix dengan komputer tersebut. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Memilih Rockwell Software pada Start Menu à Program kemudian memilih BOOTP-DHCP Server, maka akan keluar tampilan seperti berikut:
Gambar 4.7. Langkah BOOTP
Kemudian meng-klik New pada Relation List kemudian akan keluar tampilanNew Entry sebagai berikut:
Gambar 4.8. New Entry
Pada baris Ethernet Address (MAC) tersebut diisi dengan kode alamat mesin atau Machine Address Code dan pada baris IP address diisi dengan nomor IP. MAC ditentukan oleh pabrik pembuat mesin tersebut sedangkan IP address ditentukan sendiri apabila tidak terhubung ke jaringan internet, setelah itu klik OK.
- Memilih Command Button “Enable DHCP”. Setelah mengirimkan alamat maka pada pojok paling bawah dari kotak dialog “BOOTP/DHCP Server 2.3” akan menampilkan message.
- Memilih Rockwell Software pada Start Menu à Program kemudian memilih RSLinx, maka akan keluar tampilan sebagai berikut:
Gambar 4.9. RSLinx
- Memilih Comunication pada toolbar kemudian Configure Driver. Pada saat awal (Name and Description) pada kotak Configured Drivers masih kosong.
Gambar 4.10. Configure Drivers.
- Memilih jenis komunikasi yang digunakan oleh MicroLogix 1100 pada kolom Available Driver Types. Komunikasi yang digunakan disini adalahEthernet Devices.
Gambar 4.11. Available Driver Types.
- Klik Configure pada Commad Button sebelah kanan kemudian akan muncul tampilan seperti pada gambar 4.12. Kemudian mengisi IP Address sesuai dengan IP yang ada komputer dan MicroLogix, kemudian OK.
Gambar 4.12. Configure driver AB_ETH-2
- Klik Start pada Configure Drivers.
Gambar 4.13. Configured Drivers setelah terisi Type Driver
- MicroLogix sudah terhubung dengan PC dan sudah bisa dikomunikasikan.
IV.4.1. Instruksi Program Utama
- a. Contact
Contact menyatakan status bilangan boolean. Misalnya, sebuah contact disebut “star-motor” boleh menyatakan keadaann OFF dan ON dari sakelar yang digunakan untuk menghidupkan motor.
Contact dapat diartikan sebagai Switch. Ada dua macam switch standar, yaitu Normally Open (NO) dan normaly Closed (NC). Normally Open Switch tidak akan menutup sampai tombolnya ditekan. Sedangkan normally Closed switch tidak akan terputus sampai tombolnya ditekan. Dalam PLC NO dan NC ikenal sebagai instruksi Examine if Close (XIC) dan Examine if Open (XIO).
- b. Coil
Coil merupakan simbol keluaran (output). Output dapat berupa motor, lampu, pompa, counter, timer, dan selabuah relay. Sebuah coil direpresentasikan sebagai satu output. Apabila contact pada “Ladder Rung” ada dalam keadaan true, berarti ada arus mengalir dari garis power sebelah kiri melalui contact untuk mengobelahperasikan coil.
Simbol coil hanya akan ditampilkan di sebelah kanan rung. Output yang direpresantisakn oleh coil, dapat digunakan di sebelah kiri sebagai contact berulangkali.
IV.4.2 Fungsi – Fungsi Khusus
- a. Timer On Delay
Fungsi blok ini adalah menunda logika 1 pada output untuk sementara waktu. Perubahan input trigger dari logika 0 ke logika 1 akan mengaktifkan waktu tunda. Sesudah waktu tunda mencapai batasnya, output akan menghasilkan logika 1 sampai terjadi lagi perubahan logika pada masukan trigger.
- b. Counter Up
Blok ini berfungsi sebagai penghitung naik. Penghitung internal akan menghitung setiap perubahan input dari kondisi 0 ke 1. output akan aktif jika pencacah sudah mencapai batas perhitungan.
- c. Reset
Instruksi ini digunakan untuk meng-nol-kan kembali nilai akumulator pada blok fungsi counter dan timer. Saat RESET ditrigger atau diaktifkan maka dengan seketika akan meng-nol-kan Timer dan Counter. Pengalamatan RESET harus sama dengan fungsi blok yang akan di RESET.
- d. Equivalen
Instruksi ini digunakan untuk menguji atau membandingkan suatu data pada Source A dengan nilai data yang lain pada Source B. Output instruksi ini akan true atau bernilai High bila nilai A = B.
- e. JSR
JSR atau Jump to Subroutine adalah suatu Instruksi yang apabila rungnya bernilai true maka prosesor akan mendapat perintah untuk melompat ke subprogram (LAD) yang dituju. Setiap subroutine (LAD) harus memiliki nomor inisial yang berbeda berupa bilangan desimal 3 – 255.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar